INOVASI BIOGASOLINE DENGAN KOMBINASI BIOETANOL DARI SERAT LIMBAH SIWALAN DAN PERTALITE
DOI:
https://doi.org/10.53026/prosidingsntem.v4i1.186Keywords:
Bioetanol, Biofuel, Blending, SiwalanAbstract
Seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan bakar minyak, energi fosil terbilang semakin terbatas, sehingga diperlukan solusi bahan bakar alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Limbah kulit siwalan merupakan salah satu limbah yang jarang dimanfaatkan di Indonesia dan memiliki kandungan selulosa yang tinggi, yaitu sekitar 45 – 53%, sehingga kandungan selulosa yang tinggi tersebut menjadikannya berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi bioetanol. Meninjau potensi tersebut, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui potensi kulit siwalan menjadi gasoline melalui metode blending bioetanol yang dihasilkan dengan bahan bakar Pertalite. Adapun prosedur penelitian ini meliputi proses delignifikasi, hidrolisis, fermentasi, distilasi, dan blending. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kadar kemurnian bioetanol mencapai 87,39% setelah dilakukan distilasi azeotrop. Kemudian, dilakukan blending antara bioetanol dengan Pertalite untuk dicapainya target RON Pertamax, yaitu 92. Dari hasil blending, didapatkan spesifikasi gasoline dengan densitas 735 kg/m3, nilai octane number 93,3, dan Reid Vapor Pressure (RVP) 50 kPa. Spesifikasi tersebut telah memenuhi standar spesifikasi Pertamax. Berdasarkan perolehan octane number gasoline hasil blending yang mencapai 93,3, maka diketahui bahwa bahan bakar alternatif ini kompatibel untuk digunakan pada mesin dengan rasio kompresi 10 : 1. Sehingga, produksi bioetanol ini memiliki prospek yang menjanjikan untuk dikembangkan sebagai bentuk pemanfaatan limbah organik untuk pemenuhan bahan bakar alternatif pengganti BBM fosil.