PENGARUH PENAMBAHAN FLUID LOSS ADDITIVE TERHADAP FILTRATION LOSS PADA PROSES PENGERASAN SUSPENSI SEMEN DI SUMUR MINYAK
DOI:
https://doi.org/10.53026/prosidingsntem.v4i1.440Keywords:
Cementing, Cement Slurry, Additive Fluid Loss ControlAbstract
Penyemenan sumur minyak atau cementing adalah salah satu proses yang penting dalam industri minyak dan gas. Teknik operasi penyemenan dilakukan dengan cara menginjeksikan bubur semen pada anulus dan casing, dengan tujuan untuk menghindari interkasi antar cairan di dalam sumur dari satu bagian ke bagian lain. Kualitas penyemenan sangat mempengaruhi keberhasilan operasi pemboran dan produksi sumur minyak serta gas bumi. Bubur semen atau cement slurry adalah campuran bubuk semen, air, dan additive. Untuk merancang bahan Fluid Loss yang optimal, diperlukan pengujian laboratorium. Jenis Fluid Loss yang digunakan adalah CMHEC (Carboxymethyl Hydroxythyl Cellulose). Jenis aditif ini digunakan untuk membentuk lapisan film di permukaan partikel semen, memperkecil ukuran partikel, atau memperbesar distribusi partikel, sehingga air tetap terperangkap dalam slurry. Carboxymethyl Hydroxythyl Cellulose adalah sebuah additive dalam pembuatan campuran semen yang berfungsi untuk mengurangi kehilangan cairan. Pengujian kehilangan filtrasi di laboratorium dilakukan dengan menggunakan alat "filter press" pada kondisi temperatur sirkulasi dengan tekanan 1.000 psi. Dengan menggunakan dua konsentrasi fluid loss contro yang berbeda yaitu 0,3 gps dan 0,4 gps. Hasil masing masing nilai filtrat yang keluar adalah 42 cc/ 30 menit (84 cc/ 30 menit/ 1000 psi) dan 21,5 cc/30 menit (43 cc/ 30 menit/ 1000 psi) dimana hasil dari bubur semen yang menggunakan konsetrasi 0,4 gps tersebut menunjukkan nilai yang optimal karena kurang dari 50 cc/ 30 menit yang dimana hal ini merupakan nilai maksimum filtrat yang keluar.